Oleh: A.Andreas Goo
Taruna Bakti Bermambesak mengandaikan adanya suatu ciri identitas Taruna Bakti yang melekat pada Kampus Taruna Bakti dari masa ke masa yang bersifat berbeda dari Kampus yang lainnya sebagaimana ADA sejak masa pendiriannya sampai sekarang dan masa depan.
Apa Itu Taruna Bakti Bermambesak?
Taruna Bakti Bermambesak bermakna, bahwa Taruna Bakti dalam perjalanan sejarahnya telah memperlihatkan suatu ciri identitasnya sebagai “Kampus Katholik yang beriman pada Yesus Kritus dalam dunia ilmu pengetahuan”. Taruna Bakti dalam partisipasi ke-pendidik-an telah memperlihatkan sebagai kampus yang berada dalam “dunia Pendidikan yang bertumpu pada Iman akan Yesus Kristus dan aktif dalam berbagai momentum sejarah yang terjadi di Tanah Papua”.
Mambesak bermakna Burung Cenderawasih. Burung Mambesak ketika Ia menari selalu memperlihatkan keunikan, kekhasan, dan ciri identitasnya sebagai burung yang berbeda dari burung lainnya, sehingga penampilan burung mambesak dalam masa pertunjukkannya selalu didatangi oleh burung lain untuk menyaksikan pertunjukkannya, pada ending dari pertunjukkan burung cenderawasih: “Ada Kebahagiaan Tersendiri Yang Dialami oleh Semua Yang ADA termasuk burung cenderawasih sendiri”.
Hari ini tepat tanggal 5 Agustus 1978 di Kampus Uncen Jayapura didirikan suatu Grup Seni yang sangat terkenal dengan nama Grup Mambesak oleh satu kelompok orang yang bervisi “Budaya Papua Proto2”. Grup itu berorientasi pada Kesenian, khususnya seni tari, seni vocal, dan seni musik yang berbasis budaya Papua yang dipimpin oleh Arnold Clementc Ap.
Pada hari ini, Jumat, 5 Agustus 2022, Kampus Taruna Bakti menggelar dua kegiatan bersamaan, yaitu Pembukaan Pertandingan Bola Basket dan Perayaan HUT Mambesak yang ke-44 maka tidak salah, Ketika kita masuk dalam suatu dunia refleksi budaya, refleksi iman, dan refleksi sosial atas kinerja Taruna Bakti dari masa ke masa.
Mambesak Dan Taruna Bakti: Ada Untuk Bertahan Dalam Arus
Penulis sebagai alumni Taruna Bakti dan Editor Buku Grup Mambesak menyadari, bahwa kedua Lembaga ini telah berjasa menyumbang satu ide besar, yaitu ADA UNTUK BERTAHAN DALAM ARUS. Apa itu? Perubahan itu abadi, selalu ada, dan terjadi tiap waktu, baik perubahan yang lambat atau yang cepat. Perubahan itu terjadi dari dalam atau luar lembaga yang bersangkutan, namun ciri identitasnya selalu ada, dapat disaksikan atau dihayati, dan berdampak pada kehidupan anggota atau warga kelembagaan.
Ciri identitas itu kalua diibaratkan dengan sebuah pohon maka ciri identitas itu akarnya tersembunyi didalam tanah yang disebut ruang abstrak, sedangkan batang pohon, cabang/ranting, daun, buah atau bungga merupakan ruang momentum yang dapat dibuat, dilakukan, dilihat, disaksikan oleh pohon-pohon lain, bahkan dirinya sendiri sadar, bahwa dirinya sebagai sebuah pohon ternyata berbeda dari pohon lainnya.
Demikianlah Grup Mambesak dan Taruna Bakti telah nyata diruang publik, bahwa kedua lembaga itu telah menjadi icon yang mampu memperlihatan daya bertahannya dalam jaman yang terus berubah ini.
Mambesak Dan Taruna Bakti: Mempunyai Ciri Pembentuk Identitasnya
Apakah yang menjadi ciri pembentuk identitasnya, sehingga Ia menjadi berbeda dari yang lainnya? Jawaban atas pertanyaan ini, penulis ingin memperlihatkannya dalam bentuk matrix ciri identitas yang memperlihatkan daya bertahan kedua Lembaga itu dari masa ke masa sebagai berikut:
Beberapa ciri yang penulis perlihatkan diatas itu merupakan beberapa ciri identitas yang menurut penulis ada, bertahan, dan mampu menjadi icon pembeda pada kedua lembaga yang berbeda itu yang berkemampuan untuk mempengaruhi pihak lain sebagai fakta keberadaannya. Saya percaya, masih ada ciri lain lagi tapi ciri lain itu, mari kita diskusikan bersama.
Mambesak Dan Taruna Bakti: Berpartisipasi Dalam Momentum Sosial
Sejarah Mambesak dan Taruna bakti mencatat, bahwa kedua Lembaga ini tidak tinggal diam, monoton, dan menutup diri terhadap momentum sosial tertentu, sebaliknya kedua Lembaga itu berpartisipasi aktif serentak menghadirkan keharmonisan, ke-elegan-an, kedamaian, dan kebahagiaan bagi orang per orangan maupun kolektif.
Berbagai event sosial diikutinya, bahkan menyelenggarakan momentum sosial tertentu agar orang lain dating berpartisipasi. Dengan demikian terciptalah suatu keseimbangan karena salah satu falsafah Orang Papua Proto adalah keseimbangan. Seperti pada hari ini, Kampus Taruna Bakti mengundang berbagai Tim Basket untuk melakukan pertandingan basket, demikianlah, Mambesak mengundang berbagai grup yang ada untuk melakukan pentas budaya di Istana Mambesak.
Pentingnya suatu partisipasi dalam momentum sosial tertentu merupakan alat ukur untuk mengukur keseimbangan sosial, ada tidaknya hubungan korelasi antara bentuk pendidikan atau pelatihan dengan sikap partisipatif, dan dampak positif atau negatif yang dihasilkan dari adanya momentum sosial yang bersangkutan.
Event pertandingan Bola Basket dan Pentas Budaya hari ini merupakan momentum sosial yang diciptakan oleh kedua lembaga ini yang mengundang partisipasi aktif dari lembaga lain agar tercipta keseimbangan sosial melalui momentum yang bersangkutan.
Mambesak Dan Taruna Bakti: Berkontribusi Menghadirkan Perubahan
Kedua lembaga ini, ternyata, tidak tinggal diam, karena keberadaannya mampu menghadirkan perubahan. Perubahan yang dihadirkan oleh kedua lembaga tersebut dapat kita saksikan dalam berbagai ruang sosial kemasyarakatan tokoh yang berpengaruh, baik sebagai tokoh agama, tokoh Pendidikan, tokoh politik, tokoh adat, tokoh sosial, tokoh ekonomi, dan lain sebagainya.
Ketokohan mereka yang mendapat gemblengan Lembaga Mambesak atau Taruna Bakti mempunyai tingkat dedikasi dan integritas yang tidak diragukan oleh public, disegani, dipuji, dihormati, dan menjadi tokoh tauladan. Kehadiran mereka sebagai tokoh di ruang publik, sering sekali menghadirkan hal-hal yang sebelumnya tidak diperlihatkan oleh tokoh lain yang digembleng oleh Lembaga lain, sehingga kehadirannya sebagai tokoh disyukuri serentak diakui. Mengapa demikian? Jawabannya adalah spirit Mambesak atau Taruna Bakti berkontribusi menyalakan spirit yang ada didalam dirinya untuk ditebar, ditumbuhkan, dirawat, dan dikembangkan sebagai mantan gemblengan lembaganya, sehingga secara sosial, kehadiran sang tokoh tertentu menjadi berkat karena diberkati Tuhan Yesus Kristus.
Penutup
Kedua lembaga ini, sebaiknya tidak menarik kesimpulan “Sudah Selesai”, sebaliknya, karena tuaian masih banyak, ladangnya luas, maka mainkan mambesak untuk mencari dan menemukan bentuk-bentuk “Pendidikan dan pelatihan mental-spiritual” yang mampu dikoherensikan dengan ilmu pengetahuan, sikap dan tujuan kebutuhan sosial, sehingga kehadiran kedua lembaga ini sudah layak dan pantas untuk meningkatkan mutu dan jumlah dalam berbagai aspek terkait. Dengan demikian, Taruna Bakti Bermambesak mencapai level kesempurnaan dengan sipiritnya untuk mempengaruhi publik dalam ruang Papua, Indonesia, dan Dunia.
Semoga Tuhan Yesus Memberkati Kita Sekalian.