Asmat,PapuaLink. Id —Pemerintah Kabupaten Asmat melaui Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan menggelar seminar merajut noken merajut keberagaman, bertempat di Aula Gedung Gereja Katolik Yohanes Maria Vianney Cemnes, Jumat (8/10/2024).
Kegiatan seminar Noken di tahun ini menghadirkan narasumber pemerhati noken Marshall Suebu.
Marshall Suebu mengatakan, noken tas tradisional dari Papua yang tidak hanya berfungsi praktis, tetapi juga menyimpan filosofi mendalam tentang identitas dan keberagaman Papua.
“Noken bukanlah sekadar tas biasa, jika kita memiliki pandangan terbatas maka semua tas bisa kita sebut noken. Padahal noken yang diakui sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO berasal dari Papua dan merupakan karya rajutan khas buatan para perajin mama-mama Papua yang bahan-bahannya diambil dari alam seperti kulit kayu, daun, bunga dan rumput,” kata Marshall Suebu.
Ia menyebutkan, noken memiliki filosofi mendalam yang terwujud dalam tahapan-tahapan pembuatan dan teknik rajutan yang beragam. tercatat lebih dari 300 jenis noken di Papua masing-masing dengan makna tersendiri. setiap tahapan dalam pembuatan noken adalah simbol dari kehidupan dan tradisi masyarakat Papua yang menjadi jati diri mereka.
Selain itu, ia menegaskan pentingnya melihat noken secara holistik.
“Orang harus melihat noken secara utuh, tidak sepotong-sepotong, karena noken adalah identitas orang Papua. Untuk melestarikannya, kita perlu bekerja sama, dari hulu ke hilir, dan melibatkan berbagai pihak, termasuk KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Kabupaten Asmat,” tegas Marshall.
Seminar ini digelar, untuk membuka wawasan tentang noken sebagai kerajinan tangan, noken adalah simbol budaya yang menghubungkan generasi muda Papua dengan warisan nenek moyang mereka. sekaligus mengajarkan kepada dunia tentang keindahan keberagaman budaya di Indonesia. (Redaksi)