Jayapura, PapuaLink.id – Dalam HUT SMA Teruna Bakti ke-50, sejumlah alumni SMA melakukan Semunar sehari yang mengusulkan rekomendasi dalam penguatan lembaga pelopor pendidikan di Papua.
Dalam seminar tersebut dibahas soal penguatan lembaga pendidikan dan kiat mengembalikan sekokah berasrama di Papua.
Dalam kesempatan itu, terdapat usulan untuk memberikan dukungan kepada lembaga pendidikan swasta, khususnya 5 lembaga pelopor pendidikan.
Kelima lembaga tersebut, yakni Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK), Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Gereja-Gereja Injil (YPPGI), Yayasan Pendidikan Islam (Yapis), dan Yayasan Pendidikan Kristen (YPK).
Hal tersebut dianggap penting, sebab yayasan dari gereja dengan pola asrama ini telah berjasa sejak Pemerintahan Belanda, dengan membangun asrama-asrama untuk mendidik pemimpin Papua.
Adapun rekomensasi regulasi yang diusulkan antara lain pemerintah perlu mempunya kewenangan menetapkan kebijakan, standar, dan norma untuk penguatan lembaga pelopor pendidikan di Papua.
Kemudian pada sekolah berasrama, dikembangkan kelas terintegrasi pendidikan vokasi.
Terdapat pula rekomendasi teknis, diantaranya perbanyak tenaga guru, membangun asrama khusus putri, memberikan dukungan dan membentuk kemandirian lembaga pelopor pendidikan.
Khusus untuk daerah pedalaman, dan bukan ibu kota provinsi dibangun asrama, guna menampung anak-anak berprestasi dari berbagai daerah di Papua.
Diusulkan pula perlunya pengembangan sekolah berasrama milik lembaga pendidikan pelopor di Papua, sebagai sekolah percontohan yang dibiayai oleh Pemprov Papua.
Adanya masukkan rekomendasi untuk diadakan pelatihan pembina asrama, dan perlu dukungan semua pihak, guna memajukan sekolah berasrama dan lembaga pelopor pendidikan di Papua.
Sekadar diketahui, dalam seminar sehari tersebut, menghadirkan 4 pembica, yakni Dosen UNIPA Manokwari Dr Agus Sumule, dan Tokoh Papua Dr James Modouw.
Lalu, Kabid SMK Dinas Pendidikan Papua Yulianus Kuayo, dan Direktur YPPK St Fransiskus Keuskupan Jayapura.(Dre)