Asmat,PapuaLink.Id – Pemerintah Kabupaten Asmat menindaklanjuti Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Papua (RAPP) 2023-2024 yang telah dilaksanakan oleh Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Direktur Regional III Kementerian Percepatan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI untuk Provinsi Papua Selatan dalam bentuk FGD pada Kamis 15 Desember 2022 di Merauke.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Kabupaten Asmat Syamsul Agas mengungkapkan ada tiga isu utama yang dibahas dalam FGD RAPP 2023-2024 tersebut, yaitu Papua Sehat, Papua Pintar dan Papua Produktif.
Untuk FGD Papua Sehat, Kabupaten Asmat mengambil indikator utama tentang umur harapan hidup dikarenakan klasifikasinya masih rendah dalam nilai yang ditetapkan provinsi dan nasional. Dan indikator pendukung yaitu ketersediaan sarana dan prasarana RSUD Agats dan ketersediaan aksesbilitas Puskesmas Atjs yang menjadi rawat inap atau rujukan bagi Puskesmas yang ada di sekitarnya.
“Di samping itu juga ada pemenuhan kesejahteraan tenaga kesehatan guna meningkatkan pelayanan seperti pengadaan transportasi sungai dan rumah dinas sehingga fokus yang diintervensi nantinya dapat meningkatkan mutu dan manajemen operasional,” kata Syamsul di Agats, Asmat, Sabtu (17/12/2022)
Untuk FGD Papua Pintar, lanjut Syamsul, Kabupaten Asmat mengambil indikator utama harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Hal ini masih menjadi fokus Kabupaten Asmat dikarenakan indikator tersebut masih yang terendah dari hasil klasifikasi pusat dan provinsi. Kemudian program akselerasi pelayanan pendidikan yang perlu ditingkatkan yaitu melalui pengelolaan pendidikan jenjang PAUD hingga SMA, pengelolaan bahasa dan sastra melalui program literasi dasar hingga menengah, pengembangan budaya PAUD dan wajib belajar 12 tahun, serta pengembangan kualitas pengajaran di tingkat SD, SMP, SMA/SMK serta sekolah kesetaraan.
Sementera untuk FGD Papua Produktif, Kabupaten Asmat mengambil indikator utama yaitu pengentasan tingkat kemiskinan dengan prioritas peningkatan nilai investasi dan penguatan sumber daya manusia (SDM) orang asli Papua berdasarkan data produksi dan produktivitas komoditas kultur masyarakat terhadap komoditas dan strategi pengelolaan dan pemasaran.
“Adapun sektor-sektor yang akan diintervensi sebagai indeks ketahanan pangan yaitu pertanian, perikanan, perkebunan, UMKM dan pariwisata,” pungkasnya. (Redaksi)