Jayapura,Papualink.Id – Ikatan Pilot Indonesia (IPI) meminta, gangguan keamanan terhadap pilot dan penerbangan sipil di Papua harus dihentikan.
kapten Rama Noya, selaku Ketua IPI kepada wartawan dalam Keterangan Pers di Suni Garden Lake Hotel di Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (18/3) malam, mengatakan bahwa tugas penerbangan sipil di Papua dalam rangka membantu masyarakat Papua dan tak ada kaitannya dengan masalah politik Papua.
“Pilot dan penerbangan Sipil di Papua memberikan pelayanan dan miisi kemanusiaan bagi masyarakat Papua, oleh karena itu penerbangan sipil di Papua harus dijaga oleh masyarakat Papua.
Tolong pisahkan masalah politik dan penerbangan dan misi. Kami sudah jelas, kami penerbangan sipil bukan militer. Jadi mari kita jaga penerbangan sipil ini berjalan baik,” tegas Kapten Rama.
Ikatan Pilot Indonesia (IPI), yang merupakan Organisasi Profesi Pilot Indonesia, sebagai Bagian dari Organisasi Profesi Pilot Internasional IFALPA (International Federation of Airline Pilot Association), pun mengimbau semua pihak, untuk menjaga, melindungi, pilot dan penerbangan sipil di Papua.
Hal ini disampaikannya mengingat,
beberapa tahun terakhir ini, kata Capt. Rama, gangguan keamanan terhadap penerbangan sipil di Papua semakin meningkat.
Bahkan, pada tiga bulan pertama di tahun ini, sudah terjadi empat kali gangguan keamanan terhadap penerbangan sipil di Papua.
IPI mencatat, empat kali gangguan keamanan terhadap penerbangan Papua yaitu pada 09 Januari 2023, 7 Februari 2023, 7 Maret 2023 dan pada 11 Maret 2023.
Pada awal Januari,saat itu terjadi penembakan Pesawat milik PT. Ikaros Jenis Caravan PK-HVV yang akan melakukan pendaratan di Bandara Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang. Akibatnya, pesawat melakukan Go Around, gagal mendarat dan mengakibatkan lubang di bagian bawah badan pesawat.
“Selanjutnya pada 7 Februari 2023, terjadi
pembakaran pesawat milik PT. Susi Air jenis Pilatus PC-6 Porter Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan serta Pilot Capt. Philip Martenz disandera hingga saat ini masih belum dilepaskan,” kata Capt. Rama lagi.
Lalu pada, 07 Maret 2023, terjadi penembakan Pesawat Cargo PT. Smart Aviation dan Pesawat PT. Daby Air di Bandara Biloral, Intan Jaya. Kedua pesawat melakukan Go Around dan gagal Mendarat.
Berikutnya pada 11 Maret 2023, dimana terjadi penembakan Pesawat Penumpang milik PT. Trigana Air-type B737-500, PK- YSC saat melakukan tinggal landas dari Bandara Nop Goliat, Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Penembakan mengakibatkan lubang di bagian bawah badan pesawat, tak ada korban jiwa.
Ia mengatakan, rentetan kejadian tersebut tentunya merupakan suatu hal yang memprihatinkan dan sangat disesalkan terjadi.
“Sebagian Besar Kebutuhan Hidup dari Masyarakat Papua disuplai melalui Pesawat Terbang. Bahan makanan, obat-obatan, pakaian, bahkan bahan bakar untuk penerangan serta untuk kendaraan, perpindahan penduduk, semua disuplai melalui Pesawat atau Penerbangan Sipil,” jelasnya.
IPI berkespimpulan, penerbangan sipil di Papua merupakan urat nadi kehidupan masyarakat Papua dan masyarakat di Papua sangat bergantung kepada Penerbangan Sipil.
Ikatan Pilot Indonesia pun menyatakan sikap sebagai berikut :
- Mengimbau semua pihak serta masyarakat di Papua untuk menjaga dan melindungi penerbangan sipil di Papua demi Kemajuan serta kesejahteraan
masyarakat Papua. - Sesuai dengan UU Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan, khususnya keamanan penerbangan, memohon Pemerintah Indonesia untuk menjalankan amanat keamanan penerbangan Nasional khususnya di Papua.
- Sesuai dengan CASR 135.555 dan UU Penerbangan RI pasal 55, maka Ikatan Pilot Indonesia mendukung semua Keputusan yang diambil para pilot in Command jika mengalami ancaman yang membahayakan keselamatan jiwa dan barang yang diangkut.
- Sesuai dengan Rekomendasi IPI terkait Implementasi Keamanan Penerbangan di Papua tahun 2022, Ikatan Pilot Indonesia mendorong Pemerintah Indonesia untuk memperkuat pengamanan di area bandar udara, lapangan terbang dan airrstrip di Papua.(Resaksi)