Jayapura,PapuaLink.Id – Perkumpulan Pengacara HAM Papua melalui Gustaf R. Kawer meminta Komnas HAM RI membentuk tim independen guna mengungkap terbunuhnya Michelle, aktivis perempuan asli Papua.
Michelle diduga dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Mayatnya ditemukan di Kampung Koloyak, Distrik Kolowa, Kabupaten Lany Jaya, Kamis (31/8) kemarin.
Menurut Gustav, perlu pembentukan tim independen karena kejadian itu adalah Kasus Pembunuhan diluar hukum (Extra Judicial killing).
“Ini untuk menghindari klaim-mengklaim dari
TPN PB maupun TNI Polri yang bisa menimbulkan korban berjatuhan di kalangan masyarakat sipil,” kata Gustav.
Ia menjelaskan, penyelidikan yang independent dan professional sangat perlu dilakukan secara
mendalam oleh pihak yang netral.
“Sekali lagi, sangat penting menghendari klaim mengklaim dengan narasi-narasi yang sarat kepentingan politik.
Menjadi penting saksi-saksi dan alat bukti yang dapat membantu pengungkapan kasus tersebut baik itu jejak digital korban mulai dari aktivitas yang bersangkutan terakhir ini, komunikasi dengan pihak-pihak siapa saja dan saat melakukan perjalanan ke Nduga atas perintah dan bersama dengan siapa,” jelas Gustav.
Jejak digital oleh PAHAM Papua adalah termasuk adanya relasi korban dengan para petinggi Polri di Papua.
‘Termasuk dalam beberapa konflik di Papua yang bersangkutan secara aktif terlibat dalam aksi-aksi tersebut tetapi tidak tersentuh dalam
proses hukum. Misalnva dalam peristiwa rasisme 2019. Saudari Michele terlibat dalam Demo Anti Rasisme dengan turut melakukan orasi di depan Kantor Gubernur Provinsi Papua pada 19 Agustus 2019 dan kemudian
dalam demo yang berbuntut anarkis. Dia ikut hadir, namun tidak pernah tersentuh lewat proses hukum baik sebagai saksi biasa maupun tersangka,” tambahnya.
Gustav juga mempertanyakan keterlibatan korban dalam aktivis perempuan dan anak.
Menurutnya, Michelle tak pernah terdengar keterlibatannya sebagai aktivis tersebut.
“Korban sebelum peristiwa pembunuhan
tidak pernah terdengar keterlibatannva sebagai aktifis perempuan dan anak
Yang mengurus penqungsi dan anak termasuk persoalan perempuan dan anak lainnva. Korban juga tidak terdengar keterlibatannva dalam NGO atau orqanisasi masyarakat sipil yang melakukan advokasi terhadap masalah perempuan dan anak,”jelasnya lagi.
Gustav juga menyoroti hadirnya Sdri Michelle dalam webinar Paradox yang dibawakan oleh Bishop Joshua Tewuh. Menurutnya, bisa saja Michelle dibunuh oleh kelompok sakit hati atas pernyataannya saat itu sehingga ia dihilangkan.
“Korban dalam acara itu mengapresiasi ULMWP, dan mengkritisi pemerintah Indonesia, ” katanya.(Redaksi)