Jayapura, PapuaLink.id – Perhelatan PON XX di Papua menjadisumber rezeki bagi Mama Dominggas Kromsiam, salah satu pedagang buah durian asal Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura yang berjualan di arena GOR STT GIDI, Sentani.
Buah matoa dan durian yang dijual selama pelaksanaan PON XX Tahun 2021 laris manis di borong pembeli. Buah-buah tersebut paling banyak diburu dan dibeli oleh kontingen dari luar Papua.
“Ada juga pembeli dari masyarakat kita disini yang kebanyakan sudah jadi langganan saya, tapi kalau yang paling banyak datang untuk beli buah akhir-akhir ini dari atlet dari luar Papua,” ujar Mama Dominggas saat ditemui wartawan, Senin 11 Oktober 2021.
Harga buah matoa yang dijual Mama Kromsiam berkisar dari Rp.50.000,- per kilo. Sedangkan 1 buah durian dengan ukuran besar diberi harga Rp.100.000,- dan Rp.50.000,- untuk ukuran sedang. Terkadang, ada bonus juga yang diberikan jika membeli lebih dari Rp.150.000,-.
“Yah kalau mereka beli dalam jumlah banyak mama biasa kasih bonus, kalau matoa biasanya mama tambah biar banyak, kalau durian mama tambah bonus 1 buah durian yang kecil,” terangnya.
Buah matoa dan durian yang dijual Mama Kromsiam adalah hasil dari kebun miliknya di Distrik Depapre. Hasil jualannya itu digunakan untuk membiayai sekolah dari anak-anaknya sekaligus untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Mama Kromsiam pun tidak mengenal lelah. Untuk sampai di Kota Sentani, Kabupaten Jayapura ia menggunakan angkutan umum dan harus merogoh kocek yang lumayan untuk memuat jualannya. Namun, hal itu setimpal dengan penghasilannya yang mencapai Rp.2.000.000,- perhari.
Ia bersyukur dengan adanya perhelatan PON XX di Papua menjadi sumber rezeki bagi pedagang buah seperti dirinya. Salah satu anggota UMKM Kabupaten Jayapura itu mengaku tidak hanya berjualan di venue-venue PON XX tetapi dirinya menyasar tempat-tempat keramaian seperti di Abepura dan pantai Base-G, Kota Jayapura.
“Jadi pedagang juga harus pintar-pintar, jangan mau kalah sama yang lain. PON ini kesempatan bagus kalau kita tidak pintar nanti ketinggalan,” ujar Mama Dominggas Kromsiam.