Jayapura,PapuaLink.Id – Mgr. Aloysius Murwito, Uskup Keuskupan Agats, berkesempatan memberikan kuliah umum di STFT Fajar Timur, Jumat (11/8/23).
Kuliah umum itu berthemakan “Pastoral Keluarga sebagai Panggilan dan Perutusan”.
menurut moderator David Dapi, Lic.Bibl., merupakan buah refleksi dan bimbingan pastoral Gereja terkait peran dan panggilan keluarga dalam konteks Keuskupan Agats.
Acara Perayaan Ekaristi dan Pembukaan Tahun Akademik 2023/2024 ini dikoordinir BEM STFT Fajar Timur, dihadiri sekitar 250 mahasiswa, dosen dan karyawan STFT Fajar Timur.
“Menjadi petugas pastoral dimasa depan tidaklah mudah. Akan dibawa kemana umat kita? Inilah tanggung jawab yang harus kalian sadari dalam tugas kalian sebagai mahasiswa, ” kata Mgr. Aloysius Murwito, Uskup Keuskupan Agats.
Menurut Uskup Agats, “panggilan” merujuk pada tugas dan peran khusus yang diberikan oleh Allah kepada keluarga sebagai sel-sel kehidupan Gereja yang hidup.
Keluarga dipanggil untuk menjadi tempat pembentukan iman, cinta, dan nilai-nilai Kristiani, serta menjadi saksi kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Ini sesuai dengan konsep “Ecclesia domestica”.
“Sedangkan “Perutusan” mengacu pada tugas keluarga untuk memberikan dampak positif pada masyarakat dan dunia sekitarnya, ” katanya lagi.
Keluarga menurutnya, memiliki peran penting dalam membentuk karakter anggota-anggota keluarga sebagai warga yang bertanggung jawab, berperan aktif dalam masyarakat, dan berkontribusi pada pembangunan sosial.
“Tema ini memang sejalan dengan nilai-nilai keluarga yang hidup di tengah keluarga di Asmat diantaranya monogami, pengetahuan akan iman, kerukunan, cinta kasih, ekonomi keluarga, merupakan unsur-unsur yang dihidupkan dalam Gereja Katolik dan diperhatikan dalam musyawarah pastoral di tingkat keuskupan, ” ungkapnya lagi.
Menurut Uskup yang sudah berkarya 20 tahun di Keuskupan Agats ini, semua peserta musrawarah pastoral juga ditantang untuk bertanya pada diri sendiri.
“Apakah kita sering melakukan kunjungan keluarga? Apakah kita sering mengevaluasi diri atau khotbah kita,? ” jelasnya.
Dalam sharingnya, Uskup yang berusia 72 tahun ini, menyatakan bahwa perlu motivator di tengah masyarakat yang mampu menggerakan pikiran dan hati orang untuk berubah.
“Perlu lebih dari sekedar petugas, tetapi motivator yang hadir di tengah umat, ” tambahnya.
Gereja Katolik di Keuskupan Agats juga hadir secara aktif dalam pembentukan rohani anak-anak, menjaga kesatuan dan kestabilan keluarga, serta memperkaya iman dan spiritualitas keluarga melalui doa bersama, pembacaan Kitab Suci, dan partisipasi dalam sakramen Gereja di wilayah Keuskupan Agats.
Selain itu, keluarga juga diharapkan menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat melalui pelayanan sosial dalam berbagai bidang kehidupan, lebih-lebih dalam kesaksian hidup.
Dalam Perayaan Ekaristi yang bertempat di Aula St. Yosep, Uskup menegaskan melalui homili-nya bahwa mahasiswa dipanggil untuk bijaksana dan penuh tekad dalam studi.
“Jika tekad ini dilaksanakan maka saya percaya bahwa dalam tahun ini, hasil studi setiap mahasiswa akan lebih baik, ” ucapnya.
“Mari kita mohon berkat Tuhan, kita diberikan harapan dan kekuatan untuk melawan hal-hal yang menghambat tugas akademik kita,” pintanya.(Martin)