Jayapura,PapuaLink.id – Rektor Universitas Ottow Geissler, Dr Jerry Sawai, M.Si menyoroti sistem uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang tidak meluluskan Abraham Krey sebagai calon Direktur Utama PT Bank Papua.
Diketahui Abraham Krey sudah dua kali mengikuti seleksi tersebut.
Jerry pun sangat kecewa dan heran, mengapa Abraham Krey yang notabene adalah anak asli Papua, namun dinyatakan tidak lolos mengikuti fit and proper test sebagai pemimpin utama di bank milik Pemerintah daerah di Tanah Papua ini.
“Ya saya sangat kecewa kenapa beliau (Abraham) tidak lulus. Ini sangat mengejutkan,” katanya di Jayapura, Selasa (12/7).
Menurut Jerry, ketika Bram, sapaan akrab Abraham Krey, mencalonkan diri sebagai Direktur Utama, kalangan akademisi Universitas Ottow Geissler juga sangat bangga dan memberi dukungan. Pasalnya, Bram tercatat sebagai dosen program Magister Managemen di universitas tersebut.
“Kami waktu tahu beliau mau maju jadi calon Dirut Bank Papua, kami senang sekali. Sayangnya kenapa beliau tidak lolos dalam uji fit and proper test,” akunya.
Ketidaklulusan Bram Krey tentu menjadi pertanyaan besar. Pasalnya, Bram memiliki jejak rekam (track record) yang sangat bagus bukan hanya di dunia akademisi, tetapi di lingkungan Bank Papua tempat ia berkarier sebagai bamkir.
Jerry menyebut, sosok Bram Krey bukan orang baru bagi manajemen Bank Papua. Ia memulai kariernya dari nol yakni sebagai pegawai tingkat bawah, dan terus merangkak hingga menjabat Kepala Divisi Bisnis, UMK dan Konsumer Bank Papua saat ini. Ia juga dikenal sangat empati terhadap para pegawai, seperti memperjuangkan hak-hak pegawai secara merata, baik itu Papua maupun non Papua.
Sebab itu, tak salah ika Bram Krey duduk di kursi Dirut Bank Papua.
“Dia paham soal perbankan dan juga mengajar sebagai dosen dan sudah banyak nilai-nilai yang beliau berikan untuk mahasiswa di lembaga pendidikan ini. Bahkan beliau juga seorang bankir yang bekerja bertahun-tahun di Bank Papua Jadi saya pikir tidak ada yang susah bagi beliau untuk memimpin Bank Papua dan semua jenjang karir di bank Papua sudah dia lewati,” jelas Jerry.
Jerry meyakini dukungan Bram Krey sebagai Dirut Bank Papua juga diberikan oleh mayoritas pemegang saham di bank tersebut. Namun disayangkan, Bram harus tumbang di fit and proper test.
“Dia tidak lolos ini merupakan kekecewaan bagi kami sebagai akademisi dan juga teman kerja.
Karena pemegang saham keseluruhan sudah memilih diaz tapi kenapa hasil fit and proper test tidak lulus,” tanya Jerry.
Masih dikatakan Jerry, hasil fit and proper test terhadap Abraham Krey sangat tidak objektif.
“Ya, kalau pernah terlibat dalam kasus di Bank Papua maka harus dibuktikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga kami tidak perlu menanyakan lagi,”umbarnya.
Dlihat dari mekanisme yang ada, sambung Jerry, ketika seseorang tidak lulus pada tes pertama, kemungkima karena ada kekurangan maka pihak manajemen Bank Papua harus membantu calon tersebut untuk memenuhi kekurangannya seperti melakukan training beberapa kali, serta kegiatan lainnya.
“Sehingga pada saat tes berikut, calon tersebut sudah lebih siap dari sebelumnya. Bukan hanya sekali diberikan training dengan waktu pendek menjelang pelaksanaan fit and proper tes sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal,” katanya lagi.
Belajar dari seleksi calon Dirut Bank Papua kali ini, Jerry pun meminta harus ada keberpikahan bagi orang asli Papua yang ingin tampil di bursa Dirut Bank Papua mendatang.
“Ya, ke depan yang terpilih harus benar anak-anak asli Papua apalagi mereka yang sudah punya pengalaman sebagai seorang bankir di Bank Papua.Kami berharap Bram dikembalikan ke posisinya, apalagi dia sudah dipilih secara mayoritas oleh pemilik saham baik dari provinsi maupun kabupaten/kota.
Saya curiga bisa saja ini ada pelemahan untuk bank Papua sehingga terjadi kisruh kekecewaan masyarakat sehingga suatu saat bank Papua ini mengalami kolaps (bangkrut),” beber Jerry.
Berdasarkan UU Otsus, kelayakan Direktur PT Bank Papua seharusnya dijabat oleh anak asli Papua, bukan pendatang. Menurut Jerry, karena saat ini orang asli Papua sudah banyak yang lulusan sekolah tinggi, dan juga berkarir sebagai bankir.
“Kalaupun mereka bukan dari kalangan perbankan, ya mereka tetap anak asli Papua yang memang punya pendidikan tinggi dan mau belajar tentang perbankan ini kan namanya pengetahuan tinggal bagaimana dari kita mau belajar saja. Jadi tidak ada yang susah kalau kita mau belajar dengan tekun dan bagi saya alangkah eloknya itu kita menjadi tuan di negeri sendiri sebagaimana amanat dari Otsus tersebut,” paparnya.
Jerry juga meminta harus ada afirmasi dan proteksi bagi orang asli Papua sehingga bisa jadi orang di negerinya sendiriDan berbicara soal figur Direktur Utama PT Bank Papua, kata Jerry, sudah jelaa ada pada diri Bram Krey.
“Karena kami sesama rekan di akademisi, dosen, teman, jadi sangat tahu siapa beliau mulai dari kemampuan akademisinya dan melihat track record karir perbankan yang beliau jalani,” katanya.”
Terlepas dari seorang teman dan sahabat, saya mewakili masyarakat Papua, masyarakat asli Papua ya meminta untuk afirmasi diberikan kepada anak asli Papua untuk bisa menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank puah bank Papua dan figur itu adalah Bram Krey,” timpal Jerry.
Ia juga memberikan masukan sebagai akademisi ekonomi, bahwa seleksi pemimpin untuk Bank Papua seyogyanya merekrut pegawai karir yang sudah bekerja di PT Bank Papua, dan bukan dari kalangan esternal, bank konvensional lainnya.
“Jadi diambil dalam internal sendiri, karena dia sudah memahami bagaimana lingkungan tempat kerjanya. Kalau orang dari luar kan harus beradaptasi lagi dan butuh waktu untuk belajar,”ujar Jerry.
Terlepas dari menyoroti ketidaklulusan Bram Krey dalam fit and proper test Jerry mengungkapkan bahwa Bank Papua dan Universitas Otto Geisler memiliki hubungan yang baik. Sebelum berubah status dari STIE menjadi Universitas, kampus yang berlokasi Kotaraja dalam ini merupakan nasabah loyal sejak Bank Papua itu berdiri. Bahkan, beberapa pejabat di Universitas Otto Geisler ini sudah pernah bekerja di Bank Papua.
“Ada yang pernah menjadi direktur seperti mantan pimpinan STIE Otto Geisler sebelumya, ada juga yangMantan komisaris Bank Papua,” kata Jerry.
Lebih jelas perjuangan Bank Papua tak pernah luput dari pantauan pihak Akedemisi Ottp Geisler. Kampus ini juga bahkan ikut berkontribusi dalam sumber daya manusia (SDM) Bank Papua.
“Hampir 70 persen yang bekerja di Bank Papua itu alumni Otto Geisler. Dan mulai dari selekai pimpinan hingga ke direktur kami selalu msngikuti informasi dengan baik. Sebelumnya saat mantan Dirut John kaviar juga adalah alumni STIE Otto Geisler dan pada saat kepemimpinan John Kavian, ami mendapatkan bantuan namun sejak kepemimpinan yang kemarin tidak ada kerjasama sekali. CSR nya tidak berjalan dengan baik. Jadi kami berharap Bram Krey menjadi Dirut Utama,” tandasnya.(Redaksi)